Kelompok masyarakat di Desa Marok Kecil, Singkep Selatan kini sedang mengembangkan budidaya kerang darah. Hal ini ditandai dengan penebaran bibit sebanyak 1,5 ton yang dilakukan pada Selasa (26/12) di perairan wilayah tersebut.
Husni, pembudidaya kerang darah ini menyebutkan bahwa ide ini budidaya ini berawal dari Camat Singkep Selatan, Encek Dody. Lalu ia realisasikan dengan modalnya pribadi bersama rekanannya.
โIde budidaya kerang ini di dapat dari bapak camat kami dengan memberikan motivasi dan semangat, Alhamdulillah pada hari ini kami dapat menebarnya,โ ujar Husni kepada kepripedia usai tebar bibit.
Husni menyebutkan, bibit kerang ini dibeli dari seberang dengan ukuran kecil. Lalu ditebar di perairan desa Marok Kecil.
Baca Juga
Menurutnya, budidaya kerang darah ini tergolong cukup mudah dan sederhana. Di antaranya pembudidaya tidak perlu memberi pakan. Bibit yang telah ditebar akan hidup dan tumbuh secara alami di laut.
Karenanya, dari sisi operasional pun budidaya ini akan sangat murah.
โDan ketika sudah masuk masa panen tinggal kita ambil,โ ujarnya.
Ia pun berharap usaha ini bisa didukung oleh pemerintah dan nantinya bisa di ikuti oleh masyarakat yang lain.
โMasih banyak kekurangan dari budidaya ini dan kami usahakan dengan modal yang secukupnya dan semoga nanti bisa mendapatkan hasil panen yang optimal,โ pungkas Husni.
Sementara itu, Camat Singkep Selatan, Encek Dody menilai bahwa budidaya kerang darah ini adalah ide usaha yang sangat baik dan potensial dari sisi bisnis.
โIni dapat menjadi penguatan ketahanan pangan serta bisa mendorong ekonomi masyarakat,โ ujar Dody.
Selain memiliki potensi ekonomi, budidaya kerang darah ini juga dalam rangka menjaga ekosistem kerang yang memang terkenal di wilayah tersebut.
โKarena kerang yang ada di laut kami setiap musim tertentu sering di ambil dan di khawatirkan suatu saat kerang tersebut bisa menjadi langka, dengan melalui budidaya ini di harapkan ekosistem kerang bisa terjaga,โ imbuhnya.

Mengutip dari sejumlah sumber, Kerang darah (Anadara granosa) adalah sejenis kerang yang biasa dimakan oleh warga Asia Timur dan Asia Tenggara. Anggota suku Arcidae ini disebut kerang darah karena ia menghasilkan hemoglobin dalam cairan merah yang dihasilkannya.
Kerang ini menghuni kawasan Indo-Pasifik dan tersebar dari pantai Afrika timur sampai ke Polinesia. Hewan ini gemar memendam dirinya ke dalam pasir atau lumpur dan tinggal di mintakat pasang surut. Dewasanya berukuran 5 sampai 6 cm panjang dan 4 sampai 5 cm lebar.
Budidaya kerang darah sudah dilakukan dan ia memiliki nilai ekonomi yang baik. Meskipun biasanya direbus atau dikukus, kerang ini dapat pula digoreng atau dijadikan satai dan makanan kering ringan. Ada pula yang memakannya mentah.
Seperti kerang pada umumnya, kerang darah merupakan jenis bivalvia yang hidup pada dasar perairan dan mempunyai ciri khas yaitu ditutupi oleh dua keping cangkang (valve) yang dapat dibuka dan ditutup karena terdapat sebuah persendian berupa engsel elastis yang merupakan penghubung kedua valve tersebut.