Sebulan telah berlalu, namun hingga kini kasus perampokan di kampus STAIN Sultan Abdurrahman di Kabupaten Bintan belum menemui titik terang.
Kapolres Bintan, AKBP Tidar Wulung Dahono, mengaku pihaknya mengalami sejumlah kendala dalam mengungkap kasus tersebut.
โKami belum dapat menemukannya dan kita tidak bisa sampaikan masalah itu secara rinci,โ ujarnya, Kamis (7/7).
Sejauh ini, lanjut Tidar, pihak kepolisian hanya mengetahui aksi perampokan yang dilakukan komplotan penjahat tersebut bedasarkan hanya dari keterangan saksi. Mulai dari penyekapan kemudian di buangnya barang bukti.
Baca Juga
Fakta sementara, dalam kejadian itu tidak ada barang-barang atau dokumen yang hilang. Hanya uang sebesar Rp 700 ribu yang dirampas dari dompet satpam kampus.
Baca: Polisi Selidiki Perampokan dan Penyekapan di STAIN SAR
โJadi tidak ada dokumen yang diambil mereka dan barang yang mengarah ke sesuatu hal. Hanya uang itupun dari dompet korban,โ jelasnya.
โMasih berlanjut penyelidikannya tapi kita lakukan secara konvensional dan bertahap,โ tambah Tidar.
Kapolres meminta, masyarakat dapat bersabar dan memberikan waktu kepada pihak kepolisian untuk mengungkap kasus ini.
Baca: STAIN SAR Dirampok, Pelaku Sekap dan Pukuli Sekuriti hingga Staf
Sebelumnya, Warga Bintan sempat dihebohkan dengan aksi perampokan Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman, Kecamatan Toapaya, Bintan, Jumat (10/6) dinihari.
Perampokan tersebut dilakukan komplotan terdiri dari 5 orang dengan membawa senjata tajam. Para perampok sempat menyekap dan memukul 6 orang yang berada di gedung utama kampus tersebut.
Adapun korban yang disekap yaitu dua orang satpam Bambang dan Deva serta rekan satpam Hafis, dosen Tedy, Staf Eko dan Mahasiswa Zulfan.