Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kepulauan Riau, Dewi Kumalasari Ansar, mengimbau para orang tua agar menghapus pola pikir tentang sekolah favorit saat pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Sebab, salah satu sebab timbulnya persoalan pada PPDB adalah masih tertanamnya pola pikir sekolah favorit. Sehingga, setiap tahun terjadi penumpukan calon siswa sekolah-sekolah tertentu saat PPDB.
“Mindset sekolah favorit ini terkadang menjadi persoalan. Padahal, sekolah favorit ini sudah tidak ada lagi,” ungkapnya, Kamis (15/6).
Ia menuturkan, pemerintah terus berupaya memperbaiki kualitas pendidikan setiap tahun. Termasuk, terus menambah unit sekolah baru (USB) dan ruang kelas baru (RKB) agar seluruh calon siswa tertampung saat pelaksanaan PPDB.
Namun demikian, lanjut Dewi, disamping upaya pemerintah juga dibutuhkan kebesaran hati dari orang tua agar tidak memaksakan diri memasukkannya anak-anaknya ke sekolah tertentu.
“Yang ada sekarang bergantung bagaimana anak bisa berprestasi di sekolah. Dengan prestasi itu, maka sekolah yang bersangkutan akan menjadi incaran,” sebutnya.
Oleh karena itu, politisi wanita dari Partai Golkar ini berharap para orang tua dapat memahami dan berbesar hati saat mendaftarkan anak-anaknya dalam PPDB tingkat SMA/SMK yang saat ini sedang berlangsung.
Dengan memanfaatkan porsi penerimaaan yang telah diatur, yakni jalur zonasi 65 persen, prestasi 15 persen, afirmasi 15 persen, dan perpindahan orang tua 5 persen.
“Kami berharap pelaksanaan PPDB tahun ini bisa berjalan lancar dan aman,” harap Dewi.
Baca: PPDB SMA/SMK Jalur Prestasi, Afirmasi dan Perpindahan Tahun 2023 Dibuka
Diketahui, PPDB jenjang SMA/SMK di Provinsi Kepri telah dibuka. Untuk tahap awal PPDB dibuka untuk jalur prestasi, afirmasi dan perpindahan orang tua pada 13-19 Juni 2023. Sementara, jalur zonasi untuk SMA akan dibuka mulai 22 Juni 2023 mendatang.