Perjuangan, tekad, dan doa orang tua membuahkan hasil kesuksesan. Kiranya demikian yang layak diungkap atas perjalanan Aan Syahputra, remaja asal Anambas yang lulus masuk Bintara Polri.
Remaja 18 tahun itu bukan dari keluarga yang berasal dari kepolisian. Sang ayah Edi Rapandi (48) dan ibunya Martini (42) tahun merupakan penjual nasi dagang (nasi lemak) yang biasa berdagang di ujung Tanjung Desa Tarempa Barat.
Tak tanggung-tanggung anak dari pasangan Edi dan Martini ini lolos masuk Polri melalui jalur PTU dengan peringkat pertama, bersaing dengan sesama rekan dari anambas dengan kuota pendaftaran 73 casis pada saat pendaftaran.
Tahap demi tahap dari rikmin hingga pantukhir Aan selalu mendapatkan nilai tertinggi dari peserta lainnya. Di paruh perjuangannya untuk masuk ke Kepolisian, sang ibunda sempat meminta agar Aan tidak meneruskan tes dikarenakan orang tuanya tidak mampu untuk mengeluarkan uang besar dalam tes anaknya tersebut.
“Saya sempat menyuruh Aan agar tidak melanjutkan tesnya, waktu itu selesai tes jasmani, saya takut nanti di ujung tes dia tidak lulus yang akhirnya dia akan kecewa lebih dalam,” tutur Martini dikutip dari laman humas Polri.
Namun Aan meyakinkan ibunya jika dia akan berusaha untuk selalu mendapatkan nilai terbaik dan akan bekerja keras. Seandainya pun jika gagal, maka dia tetap akan semangat untuk mencapai apa yang di cita-citakannya.
“Kami sangat bersyukur dan bangga atas pencapaian yang diperoleh Aan, namun saya selalu menasihatkan Aan tetap rendah hati dan terus berjuang dengan baik sampai dengan selesai pendidikan nantinya, dan kami juga salut bangga dengan Polri terutama Panitia penyelenggara dalam melaksanakan tes demi tes secara transparan dan akuntabel dan tidak mengeluarkan biaya serupiahpun,” imbuh Ayah Aan, Epi.
Sebagai informasi, dari 22 casis yang tersisa hingga pantukhir, Anambas mendapatkan 5 casis yang dinyatakan Memenuhi Syarat (MS) dan berhasil masuk untuk melaksanakan pendidikan di SPN Tanjung Batu Kepri.