Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mendorong agar masyarakat Kepri digerakkan untuk menanam cabai.
Hal itu disampaikan Tito saat Rapat Koordinasi (Rakor) Evaluasi Target Pendapatan, Realisasi Belanja Daerah, dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pengendalian Inflasi di daerah, di Ballroom Marriott Hotel Harbour Bay, Batam, Kepri, Jumat (24/11).
Menurutnya, masyarakat di daerah termasuk yang memiliki tingkat konsumsi cabai yang tinggi. Sehingga gerakan menanam cabai untuk menekan harga, terlebih kondisi tanah di Kepri menurut Tito cukup mendukung.
โPaling tidak untuk kebutuhan konsumsi mereka sendiri, yang tidak punya lahan ya Polybag bisa,โ jelasnya.
Baca Juga
Selain itu, Mendagri Tito menyampaikan apresiasi terhadap upaya pengendalian inflasi di Provinsi Kepulauan Riau. Pasalnya, inflasi di Kepri dinilai relatif terkendali.
Menurut Mendagri Tito, berdasarkan angka inflasi di Kepri sebesar 2,46 persen. Angka ini di bawah rata-rata inflasi nasional yang berada di angka 2,56 persen secara Year on Year (YoY) per Oktober 2023.
โKemudian berkaitan dengan masalah inflasi, Sebetulnya saya sudah sangat happy banget melihat penanganan inflasi di Kepri. Karena rekan-rekan kepala daerah sangat aktif,โ ujarnya.
Mendagri menuturkan, inflasi ditandai dengan kenaikan harga barang dan jasa secara secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu sehingga menjadi beban masyarakat. Karena itu, perlu dikendalikan agar angka inflasi tidak tinggi.
Dia menyebutkan angka inflasi 0-10 persen masuk dalam kategori ringan karena ekonomi belum banyak terguncang lantaran kenaikan harga tak signifukan
Sementara apabila inflasi di angka 10-30 persen, maka tergolong sedang karena sendi ekonomi mulai terjadi guncangan.
โSektor supply demand terganggu, distribusi mulai terhambat,โ kata dia.
Sedangkan jika angka inflasi mencapai 30-100, maka tergolong inflasi berat yang berpotensi terjadi krisis ekonomi, politik, hingga krisis keamanan.
โKalau di atas 100 persen sudah hiperinflasi. Artinya ekonomi sudah hancur-hancuran,โ sebutnya.
Ia menjelaskan, angka inflasi nasional 2,56 persen menunjukkan kondisi yang relatif stabil. Angka tersebut dikatakan masih normal karena kenaikan haega tak terlalu terasa. Selain itu juga turut menyenangkan produsen karena harga tidak terlalu rendah.
โKarena kalau terlalu rendah sampai di bawah 1 persen konsumen senang tapi produsen yang petani cabai, petani beras, peternak ikan, petani jagung, ya mereka akan rugi, maka kita harus jaga keseimbangan itu,โ sebutnya.
Mengenai ini, Menteri Tito mengingatkan kepada Pemprov Kepri agar tidak terlena dengan capaian inflasi relatif stabil ini. Untuk itu, ia minta perangkat di daerah rajin turun ke pasar terutama daerah terpencil dan yang rawan tingginya biaya logistik.
Sementara Pemerintah pusat, ujar Tito, terus akan terus berupaya menekan ongkos transportasi khususnya udara agar tidak terlalu tinggi.
โTolong mungkin diatensi di daerah terpencil tadi yang jauh, karena masalah akses transportasi, Anambas, Natuna, Lingga,โ ujarnya.