Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, telah terjadi sejak enam hari terakhir. Terutama BBM jenis Pertalite dan Bio Solar.
Direktur Utama Perusda Karimun, Devanan Syam, selaku pengelola SPBU Poros mengatakan jika kelangkaan BBM di Karimun disebabkan karena adanya keterlambatan kapal pengangkut dari stasiun pengisian Tanjunguban, Bintan.
“Keterlambatan minyak ini karena ada kerusakan kapal dan sampai hari ini sudah kami antisipasi dengan menggantinya dengan kapal yang lain,” ujar Devanan, Selasa (18/1).
Menurutnya, kapal pengangkut suplai (transporter) BBM di Karimun itu sudah akan tiba pada malam ini, sehingga dapat langsung didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Paling lambat malam ini sudah sampai di Karimun dan besok di SPBU kita sudah tersedia BBM,” jelasnya.
Devanan menjelaskan, kuota dalam sekali pengambilan BBM pihaknya mengangkut sebanyak 260 kl (kiloliter) jenis Pertalite, Pertamax 30 kl, Solar 70 kl, Dexlite (solar nonsubsidi) sebanyak 10 kl.
“Untuk jenis BBM jenis solar yang biasa 50 kl, sekarang untuk sekali pengangkutan itu menjadi 70 kl. Dan untuk yang terbesar itu memang konsumsinya itu di Pertalite,” terangnya.
Selain mengganggu kebutuhan BBM bagi masyarakat, kata dia, kelangkaan ini juga merugikan perusahaan secara materil.
“Tentu kami dari pihak perusahaan tidak punya niat untuk adanya kendala di perusahan kami karena jelas keterlambatan minyak sangat mempengaruhi (pendapatan),” ucapnya.
“Atas kelangkaan ini kami juga akan terus berkoordinasi, baik dengan Pertamina maupun pihak transporter,” tutupnya.