Setelah 2 tahun dihantam pandemi COVID-19 membuat perayaan Idul Fitri serba terbatas. Mulai dari larangan mudik hingga pembatasan kegiatan skala besar.
Berbeda dari tahun sebelumnya, pemerintah kemudian mengizinkan mudik di tahun ini. Hal ini lalu membuat para perantau berbondong-bondong mudik ke kampung halaman.
Termasuk bagi perantau yang kembali pulang ke Dabo Singkep, Kabupaten Lingga. Kerinduan untuk berlebaran bersama keluarga pun akhirnya lunas.
Meski demikian, para perantau mengaku sedikit sedih, lantaran perayaan malam Idul Fitri yang tahun sebelum pandemi meriah dengan pawai atau takbir keliling tidak digelar tahun ini. Padahal, momen tersebut dinantikan para perantau tersebut.
Seperti disampaikan Zen, warga Dabo yang merantau di Jawa Timur. Menurutnya setelah dua tahun tidak bisa mudik, selain melepas rindu orang tua, ia berharap kemeriahan malam takbiran dapat dinikmati para perantau sepertinya.
.
“Yang kita nanti-nantikan meriahnya di kampung ya pintu gerbang di 7 likur dan takbiran malam Idul Fitri ini,” sebutnya.
Beberapa tahun lalu sebelum pandemi, lanjutnya, meriahnya malam takbiran di Dabo menjadi momen yang selalu dirindukan. Selain karena mobil hias dan semaraknya, daerah yang pernah menjadi penghasil timah ini terlihat sangat ramai saat lebaran.
“Tahun ini bawa istri dari Jawa Timur mudik ke Dabo. Awalnya mau lihat merahnya malam takbiran dengan pawai keliling, tapi sayang tak digelar,” tambahnya.
Sama halnya dengan Zen, perantau lainnya, Nanda, juga merasa sedikit sedih tidak dapat melihat kemeriahan malam takbiran Idul Fitri.
“Infonya Batam ada (pawai takbir), kita fikir di Dabo juga ada karena dibandingkan Batam, kasus COVID-19 di Lingga lebih rendahkan,” sebutnya.
“Mungkin untuk mencegah lonjakan kasus (COVID-19) karena banyak orang dari luar balik kampung,” imbuhnya lagi saat ditemui di Taman Dabo Singkep.
Mengenai takbir keliling ini, Ketua Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Kecamatan Singkep, Alguzamid, menjelaskan bahwa sebelumnya PHBI sudah berencana melaksanakan pawai takbir.
“Kita dari PHBI sudah berkoordinasi dengan pihak Polres, Camat, dan Sekda. Tapi akhirnya diputuskan takbir keliling tidak dapat digelar,” ujarnya.
Adapun pertimbangan hasil koordinasi dengan pihak terkait yakni tidak menggelar takbir keliling karena antisipasi lonjakan kasus COVID-19 akibat kerumunan dan keramaian.
Hal itu juga merujuk edaran yang dikeluarkan pemerintah pusat maupun daerah.
“PHBI meminta maaf karena akhirnya tidak dapat menggelar takbir keliling tahun ini,” kata Alguzamid.
Baca: Pemerintah Izinkan Pawai Takbir Sambut Lebaran
Sebelumnya, Sekdaprovinsi Kepri, Adi Prihantara, menyebutkan pemerintah provinsi Kepri mengizinkan digelarnya takbiran. Namun, hanya dalam lingkup kecil.
Sedangkan, untuk dilaksanakan dengan beramai-ramai tingkat kota/kabupaten dan berkeliling jalan raya tidak diperbolehkan.
“Kami paham, warga rindu karena sudah dua tahun tak ada pawai takbir keliling akibat pandemi, makanya tahun ini boleh dilaksanakan tapi tetap dibatasi dan patuhi protokol kesehatan,” ungkapnya, Kamis (28/4).