Ratusan warga Tanjunguncang, Kecamatan Batu Aji menggeruduk kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Senin (7/11) pagi.
Kedatangan warga tersebut untuk menyampaikan keluhan terkait distribusi air bersih yang tak kunjung lancar di kediaman mereka.
Mereka menuntut agar masalah air yang sudah dialami sejak 10 tahun ke belakanh dapat langsung diselesaikan oleh BP Batam saat ini juga.
“Sudah 10 tahun air bersih kurang lancar di kompleks kami. Kami minta BP dapat segera menyelesaikan masalah ini,” ujar salah satu warga, Yani.
Senada dengan Yani, pengunjuk rasa lainnya, Rudi menyebutkan bahwa krisis air bersih tersebut kian tidak lancar sejak dikelola PT Moya. Ia bahkan mengeluhkan peruhal pembayaran makin tinggi.
“Air baru hidup dari pukul 1.00 WIB. Itu baru lancar hingga subuh. Habis itu mati lagi,” kata dia.
“Jika biasanya saya hanya membayar sekitar Rp 40 ribu per bulan, kini tagihannya mencapai Rp 100.000 per bulan,” imbuh dia.
Para pengunjuk rasa lalu ditemui Kepala BP Batam Muhammad Rudi. Ia menyampaikan solusi saat ini yakni dengan mengirimkan suplai air ke warga.
“Kami akan drop air langsung ke rumah bapak ibu,” kata Rudi dihadapkan warga.
Ia menyebutkan bahwa solusi ini bersifat untuk sementara hingga distribusi air bersih lancar ke kawasan tersebut. Suplai air akan lancar untuk menjamin kebutuhan air bersih di Batam.