DPRD Batam Minta Bank Riau Kepri Transparan Terkait Kasus Skimming

Sejumlah nasabah Bank Riau Kepri, kota Batam, menjadi korban kasus skimming. DPRD Batam meminta manajemen Bank Riau Kepri untuk transparan dan terbuka.

“Keterbukaan informasi harus diumumkan pada masyarakat secara terbuka dan detail,” ujar anggota Komisi I DPRD Batam, Utusan Sarumaha, Rabu (11/5).

ADVERTISEMENT

Perbankan adalah bisnis yang bergantung pada percayaan (nasabah). Tanpa informasi yang jelas, lengkap dan cepat bisa jadi nasabah tak percaya lagi pada Bank.

“Untuk itu kita berharap Bank Riau Kepri bertanggungjawab atas peristiwa dan terbuka Informasi,” pesan dia.

Baca: Dilaporkan ke Polda Kepri, Kasus Skimming Bank Riau Kepri di Batam Mulai Diselidiki

Politisi Hanura itu menekankan, kejadian skimming ini harus diungkap diinformasikan pada publik apakah ada sistem yang error atau ada kesengajaan dan kelalaian atau karena perbuatan kejahatan dilakukan pihak oleh lain?

“Ini harus dijelaskan secara transparan dan sudah ditemukan, jika ada unsur pidana ya laporkan ke pihak kepolisian. Jika ada ditemukan pidana harus dilaporkan ke pihak berwajib,” tegas dia.

Menurutnya, peristiwa ini tentu sebagai bahan evaluasi bagi Bank Riau Kepri dan perbankan lainnya, agar ke depan tetap menjaga keamanan dan kenyamanan tabungan nasabah.

Baca: Bank Riau Kepri Minta Maaf Terkait Skimming, Minta Nasabah Tak Panik

Sebelumnya diberitakan sejumlah nasabah Bank Riau Kepri melaporkan telah kehilangan uang di rekening tabungannya. Diduga hal ini akibat skimming atau pencurian data dengan menggunakan alat khusus yang disebut skimmer yang ditempatkan di mesin ATM.

“Ada berkali-kali transaksi yang terjadi di rekening saya yang tidak saya lakukan. Sekitar Rp 12 juta,” ujar seorang nasabah yang mengaku menjadi korban, Senin (9/5) kemarin.

ADVERTISEMENT

Baca: Mendadak Uang Nasabah Bank Riau Kepri di Batam Hilang

Korban yang merupakan warga pulau Kasuh ini mengaku terakhir kali mengambil uang di ATM HBC di Sekupang pada tanggal 5 Mei 2022 lalu. Kemudian mulai esoknya 6 Mei sampai pada 9 Mei ada transaksi sebesar Rp 2,5 juta setiap harinya dan ditambah transaksi siluman terakhir sebesar Rp 2 juta.

“Saya tidak ada perasaan apa-apa, karena tidak melakukan pengecekan. Namun karena ada isu uang nasabah hilang maka saya konfirmasi ke pihak Bank,” jelasnya.


Penulis: | Editor: Redaksi


Share This Article

TERBARU

What's New