Pemerintah pusat melalui Menteri Perdagangan resmi menetapkan minyak goreng satu harga Rp 14.000 sejak beberapa hari lalu. Dari kebijakan ini, retail modern diminta mulai menerapkan satu harga ini sejak Rabu (19/1) lalu. Sementara pasar tradisional dan lokal diberikan waktu sepekan untuk melakukan penyesuaian harga.
Di sisi lain, Pemerintah Kota Batam juga telah menggelar operasi pasar minyak goreng murah sejak beberapa waktu lalu hingga pada Jumat (21/1) kemarin.
Operasi pasar khusus minyak goreng ini pun diserbu ibu-ibu rumah tangga untuk mendapatkan harga yang murah. Akibatnya, sejumlah pusat retail modern di Batam mengalami kehabisan stok karena program subsidi pemerintah tersebut.
Baca: Awasi Peredaran Minyak Goreng Satu Harga, Polda Kepri: Jika Ada Pelanggaran Akan Ditindak
Namun demikian, sejumlah warga di Kota Batam mengaku masih belum mendapati minyak goreng satu harga di pasar tradisional dan swalayan lokal. Seperti di pasar wilayah Sagulung, harga minyak goreng masih menggunakan harga lama, yakni berkisar Rp 17.500-20.000 per liter.
Hal ini juga disampaikan salah satu warga Sungai Pelunggut, Wenny. Ia menyebut telah banyak pusat swalayan, minimarket ia datangi. Namun, untuk harga Rp 14 per liter belum tersedia.
“Sudah lima pasar saya datang. Tapi belum ada penurunan harga minyak goreng masih harga lama,” bebernya.
Baca: Mendag Tetapkan Harga Minyak Goreng Rp 14.000 per Liter
Sementara terkait operasi pasar, ia pun berharap Pemkot Batam agar tidak memusatkan satu titik saja. Namun ada lokasi-lokasi lain yang dapat didatangi warga.
“Kalau bisa banyak titik dibuat agar dapat tersentuh dan mudah dicari masyarakat,” harap dia.