Pensiun dari TNI ini Jabatan Baru Mantan Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo

Mantan ketua satuan tugas penanganan pandemi COVID-19, yang juga mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI (Purn) Dr. (H.C.) Doni Monardo sempat tampil aktif dan dikenal banyak orang, ketika COVID-19 memuncak sejak masuknya hingga gelombang kedua puncak COVID-19.

Pada tahun 2021 yang lalu, nama jenderal bintang tiga tersebut memasuki masa pensiun dan tidak lagi aktif sebagai anggota TNI, maupun ketua Satgas dan Kepala BNPB. Selayaknya banyak jenderal TNI terjun ke partai politik baik bergabung dengan partai yang sudah ada, maupun mendirikan partai sendiri.

ADVERTISEMENT

Doni Monardo meski memiliki ketenaran nama, namun memilih cara sendiri untuk tetap berkiprah bagi masyarakat nusa dan bangsa.

Pria kelahiran Cimahi Jawa Barat ini, memiliki tugas baru memimpin Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) dan memulai rapat perdananya pada Senin (07/02/2022) yang lalu.

“Anda tahu produsen furniture merek Ligna kan? Yang iklannya ‘kalau sudah duduk lupa berdiri’. Nah, sekarang Ligna ke mana?”

Celetukan awal sebagai pembuka kata, pada pertemuan acara tatap muka bersama pengurus pusat PPAD dan para ketua PPAD provinsi, di Hotel Yuan Garden, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (7/2/2022).

“Sekarang yang ada hanya Ikea. Itu artinya, kita ‘dijajah’ Ikea. Sementara, Ligna yang milik putra bangsa, tergusur,” ujar Doni.

Berbicara di hadapan lebih dari 100 orang pengurus PPAD pusat dan daerah, Doni begitu antusias mengajak para purnawirawan untuk berbuat untuk bangsa. Ketika pengabdian sebagai prajurit berakhir, bukan berarti selesai pula dalam bertugas dan mengabdi kepada bangsa dan negara.

Bedanya, jika dulu memanggul senjata, utamanya di bidang keamanan dan pertahanan negara, saat ini lain. “Sekarang kita berjuang untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” paparnya.

ADVERTISEMENT

Karena itulah, Doni Monardo menegaskan ihwal politik PPAD ke depan. Bukan politik praktis kekuasaan, melainkan politik kesejahteraan. “Yang urus politik praktis sudah ada, yakni partai politik. Yang mengurus ideologi dan konstitusi juga sudah ada. Para purnawirawan saya ajak untuk mengurus kesejahteraan dengan membangun jiwa wirausaha,” ujarnya.

Doni berkisah awal mula dirinya memimpin organisasi purnawariwan tersebut, diakuinya dia mulai dipercaya para senior menjadi Ketum PPAD 2021 – 2025 pada Munas IV PPAD, 14 – 15 Desember 2021. Doni menggantikan Letjen TNI Purn Kiki Syahnakri.

“Para senior dan sesepuh menghubungi saya. Mereka kurang lebih mengatakan, ‘Don, kamu sudah melakukan banyak hal, tapi ada satu yang belum, yaitu mensejahterakan purnawirawan,” ujar Doni menirukan pesan para senior kepadanya.

ADVERTISEMENT

“Itulah yang menjadi pemikiran saya. Lebih baik hari ini dan ke depan kita memikirkan diri sendiri dan lingkungan kita, syukur-syukur bisa membantu negara. Kalau dulu kita berjuang, terutama bapak-bapak yang lebih senior, di berbagai medan operasi, melawan Belanda di Papua, operasi Seroja, Operasi di Kalimantan Utara, dan lain-lain. Terakhir, dalam keadaan sulit kerusuhan Mei 1998, TNI termasuk ambil bagian menjaga keutuhan NKRI yang hampir pecah,” papar Doni.

“Old soldiers never die, they simply fade away” adalah slogan yang paling pas untuk para purnawirawan. Setelah tugas sebagai prajurit selesai, tidak ada kata surut. Kita harus terus mengabdi di lahan pengabdian yang berbeda. “Saya prihatin kalau mendengar dan membaca berita purnawirawan digusur dari rumah dinas. Bayangkan, puluhan tahun mengabdi untuk negara, tapi di akhir tugas kena gusur,” ujar Doni.

Kembali Doni menegaskan, atas pertimbangan itu semua, maka Doni menyampaikan tidak ada pilihan lain kecuali membawa PPAD ke arah kesejahteraan. Terlebih, masalah kesejahteraan bukan hanya milik orang-per-orang, tetapi masalah bangsa.

ADVERTISEMENT

Hanya bangsa yang sejahtera yang mampu membangun kekuatan negaranya. Sebaliknya, bangsa yang tidak sejahtera, akan menjadi bangsa yang lemah. Doni mengajak para purnawirawan bergerak sesuai bidang keahlian. Setiap daerah juga punya potensi yang bisa dikembangkan.


Penulis: | Editor: Redaksi


Share This Article

TERBARU

What's New