Pelaksanaan Diklat Pemberdayaan Masyarakat (DPM) BST-KLM dan SKK 60 mil bagi operator kapal tradisional di Karimun resmi berakhir pada Sabtu (13/7).
Kegiatan tersebut ditutup secara langsung oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjungbalai Karimun, Supendi, di Gedung Nasional Karimun.
Dalam kesempatan tersebut, Supendi, menyebutkan jika para peserta Diklat nantinya dapat memanfaatkan sertipikat yang diperoleh dalam dunia kerja.
“Mudah-mudahan pembekalan selama Diklat ini bisa menambah wawasan para peserta, sehingga nanti bisa dimanfaatkan pada saat nanti mereka bekerja,” ungkap Supendi.
Baca Juga
Baca juga: Peserta Diklat BST-KLM dan SKK 60 di Karimun Jalani Uji Praktik Lapangan
Selain memperoleh wawasan, para peserta yang terdiri dari 144 orang itu juga telah memenuhi regulasi setelah mendapatkan sertipikat BST dan SKK 60 Mil tersebut.
Supendi menyebut, hal itu sejalan dengan program KSOP kelas I TBK, yakni Delivery On Time (DOT).
“Program kami di KSOP kami menyebut DOT (Delivery On Time). Artinya selesai diklat, sertipikat kita berikan hari itu juga . Tidak lagi diulur-ulur,” jelasnya.
Menurutnya, diklat seperti ini memang sangat dibutuhkan bagi masyarakat yang di kawasan 3T, khususnya Kabupaten Karimun.
“Karena masih banyak nelayan kita yang belum bersertipikat. Mereka tidak tau cara bertahan hidup di laut, bagaimana keselamatan. Sementara dengan diklat ini pengetahuan itu diberikan kepada mereka,” bebernya.
Sementara Koordinator DPM Poltekpel Banten, Hendy Prasetyo, mengatakan diklat ini paling tidak bisa memberikan pemahaman tentang standar alat keselamatan di atas kapal.
“Mungkin mereka kaget ya karena standarnya banyak. Tapi tujuan kita agar mereka terbiasa dengan alat-alat keselamatan ini,” kata Hendy.
Baca juga: KSOP Karimun dan Poltekpel Banten Gelar Diklat BST-KLM dan SKK 60, Diikuti 144 Peserta
Ia menambahkan, bahwa Diklat yang berlangsung selama lima hari di Karimun ini adalah salah satu yang dianggap sangat tepat sasaran.
“Kalau di tempat-tempat lain itu selalu ada perempuan. Tapi di Karimun semua peserta laki-laki, selama diklat peserta juga serius mengikuti seluruh materi. Artinya mereka membutuhkan, maka sangat tepat sasaran,” tuturnya.